Selasa, 20 Desember 2011

Spektroskopi Serapan Atom


Sejarah SSA berkaitan erat dengan observasi sinar matahari.  Pada tahun 1802 Wollaston menemukan garis hitam pada spektrum cahaya matahari yang kemudian diselidiki lebih lanjut oleh Fraunhofer pada tahun 1820. Brewster mengemukakan pandangan bahwa garis Fraunhofer ini diakibatkan oleh proses absorpsi pada atmoser matahari. Prinsip absorpsi ini kemudian mendasari Kirchhoff dan Bunsen untuk melakukan penelitian yang sistematis mengenai spektrum dari logam alkali dan alkali tanah. Kemudian Planck mengemukakan hukum kuantum dari absorpsi dan emisi suatu cahaya. Menurutnya, suatu atom hanya akan menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu (frekwensi), atau dengan kata lain ia hanya akan mengambil dan melepas suatu jumlah energi tertentu, (ε = hv = hc/λ). Kelahiran SSA sendiri pada tahun 1955, ketika publikasi yang ditulis oleh Walsh dan Alkemade & Milatz muncul. Dalam publikasi ini SSA direkomendasikan sebagai metode analisis yang dapat diaplikasikan secara umum (Weltz, 1976).
Analisa secara Spektroskopi Serapan Atom merupakan analisis instrumen yang berdasarkan adanya interaksi berupa absorbsi radiasi elektromagnetik dari sumber radiasi oleh atom yang dianalisis dalam suatu sampel. Sumber radiasi berasal dari lampu Katoda Berongga (Hollow Cathode Lamp/HCL) yang sesuai dengan atom unsur yang akan dianalisis.
Proses atomisasi dilakukuan dengan cara mengaspirasikan larutan sampel melalui pipa kapiler, dimasukkan ke dalam nebulizer untuk diubah menjadi kabut dan dilakukan pembakaran pada pembakar (bunner) menggunakan campuran antara gas pembakar dan oksidan. Penggunaan campuran antara gas pembakar dan oksidan disesuaikan dengan kebutuhan suhu untuk atomisasi masing-masing atom unsur yang dianalisis.
Pembuatan kurva kalibrasi berupa kurva antara konsentrasi larutan standar dan absorbans, diperoleh dari beberapa larutan standar yang sudah disiapkan dengan bermacam-macam konsentrasi, digunakan untuk perhitungan secara kuantitatif berasakan pada hukum Lambert-Beer (A = abC atau A = ebC).
Komponen SSA terdiri dari sumber radiasi, pengkabut (nebulizer), pembakar (bunner), monokromator, detektor, dan piranti baca. Sumber radiasi memancarkan radiasi elektromagnetik sesuai dengan jenis HCL.
Apabila atom dalam sampel telah mengalami atomisasi dan berada dalam keadaan dasar (ground state), akan mengabsorbsi REM yang berasal dari HCL sesuai dengan garis resonansinya, merupakan karekteristik dari suatu atom, melewati momokromator dan detektor. Banyaknya REM yang diabsorbsi, dapat dibaca sebagai absorbans (A) atau transmitans (T) pada piranti baca.
Dalam metode SSA, sebagaimana dalam metode spektrometri atomik yang lain, contoh harus diubah ke dalam bentuk uap atom. Proses pengubahan ini dikenal dengan istilah atomisasi, pada proses ini contoh diuapkan dan didekomposisi untuk membentuk atom dalam bentuk uap. Secara umum pembentukan atom bebas dalam keadaan gas melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
a.    Pengisatan pelarut, pada tahap ini pelarut akan teruapkan dan meninggalkan residu padat.
b.    Penguapan zat padat, zat padat ini terdisosiasi menjadi atom-atom penyusunnya yang mula-mula akan berada dalam keadaan dasar.
c.     Beberapa atom akan mengalami eksitasi ke tingkatan energi yang lebih tinggi dan akan mencapai kondisi dimana atom-atom tersebut mampu memancarkan energi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar