Sejarah SSA berkaitan erat dengan
observasi sinar matahari. Pada tahun
1802 Wollaston menemukan garis hitam pada spektrum cahaya matahari yang
kemudian diselidiki lebih lanjut oleh Fraunhofer pada tahun 1820. Brewster
mengemukakan pandangan bahwa garis Fraunhofer ini diakibatkan oleh proses
absorpsi pada atmoser matahari. Prinsip absorpsi ini kemudian mendasari
Kirchhoff dan Bunsen untuk melakukan penelitian yang sistematis mengenai
spektrum dari logam alkali dan alkali tanah. Kemudian Planck mengemukakan hukum
kuantum dari absorpsi dan emisi suatu cahaya. Menurutnya, suatu atom hanya akan
menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu (frekwensi), atau dengan kata
lain ia hanya akan mengambil dan melepas suatu jumlah energi tertentu, (ε = hv
= hc/λ). Kelahiran SSA sendiri pada tahun 1955, ketika publikasi yang ditulis
oleh Walsh dan Alkemade & Milatz muncul. Dalam publikasi ini SSA
direkomendasikan sebagai metode analisis yang dapat diaplikasikan secara umum
(Weltz, 1976).
Analisa
secara Spektroskopi Serapan Atom merupakan analisis instrumen yang berdasarkan
adanya interaksi berupa absorbsi radiasi elektromagnetik dari sumber radiasi
oleh atom yang dianalisis dalam suatu sampel. Sumber radiasi berasal dari lampu
Katoda Berongga (Hollow Cathode Lamp/HCL)
yang sesuai dengan atom unsur yang akan dianalisis.
Proses
atomisasi dilakukuan dengan cara mengaspirasikan larutan sampel melalui pipa
kapiler, dimasukkan ke dalam nebulizer untuk diubah menjadi kabut dan dilakukan
pembakaran pada pembakar (bunner) menggunakan campuran antara gas pembakar dan oksidan.
Penggunaan campuran antara gas pembakar dan oksidan disesuaikan dengan
kebutuhan suhu untuk atomisasi masing-masing atom unsur yang dianalisis.
Pembuatan
kurva kalibrasi berupa kurva antara konsentrasi larutan standar dan absorbans,
diperoleh dari beberapa larutan standar yang sudah disiapkan dengan
bermacam-macam konsentrasi, digunakan untuk perhitungan secara kuantitatif
berasakan pada hukum Lambert-Beer (A = abC atau A = ebC).
Komponen
SSA terdiri dari sumber radiasi, pengkabut (nebulizer), pembakar (bunner),
monokromator, detektor, dan piranti baca. Sumber radiasi memancarkan radiasi
elektromagnetik sesuai dengan jenis HCL.
Apabila atom dalam sampel
telah mengalami atomisasi dan berada dalam keadaan dasar (ground state), akan mengabsorbsi REM yang berasal dari HCL sesuai
dengan garis resonansinya, merupakan karekteristik dari suatu atom, melewati
momokromator dan detektor. Banyaknya REM yang diabsorbsi, dapat dibaca sebagai
absorbans (A) atau transmitans (T) pada piranti baca.
Dalam metode SSA, sebagaimana dalam
metode spektrometri atomik yang lain, contoh harus diubah ke dalam bentuk uap
atom. Proses pengubahan ini dikenal dengan istilah atomisasi, pada proses ini
contoh diuapkan dan didekomposisi untuk membentuk atom dalam bentuk uap. Secara
umum pembentukan atom bebas dalam keadaan gas melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut :
a. Pengisatan pelarut, pada tahap ini pelarut akan teruapkan dan
meninggalkan residu padat.
b. Penguapan zat padat, zat padat ini terdisosiasi menjadi atom-atom
penyusunnya yang mula-mula akan berada dalam keadaan dasar.
c. Beberapa atom akan mengalami eksitasi ke tingkatan energi yang lebih
tinggi dan akan mencapai kondisi dimana atom-atom tersebut mampu memancarkan
energi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar